June 03, 2007

Me and myfriends in Festival of Malang Tempoe Doeloe.
Each of them has very unique character . I love them sooo much!
Here it is, Me and My grandpa.
The eldery is the mirror of our future..
I love kids, they teach me about purity,
and make me feel the real joy wnenever I play with them.
The pict is Me and My causin

Tak Ada

Tak ada yang lebih menyedihkan, selain saat mendengarmu tak bahagia Tak ada yang lebih menyakitkan Selain saat tahu kau ternyata terluka Tapi, maafkan aku Karena tak ada lagi tempat disudut hatiku untukmu Tak ada yang lebih indah Selain mencintai dan dicintaimu Tapi, itu dulu Tak ada yang lebih menyiksa dari mencintaimu Tak ada lagi, semua tak ada lagi Karena aku berhak bahagia Agar tak ada lagi air mata Agar tak ada lagi yang menderita karena cinta Maka ku tak mau kembali Merajut kasih denganmu lagi Bukan karena tak ada cinta Agar tak ada tangis dan derita cinta Tak ada lagi, semua tak ada lagi

Tentang Cinta (sahabatku)

Ada sayang, agar kita saling menyayangi Ada cinta, agar kita saling mencintai Ada benci, karena ada cinta dan sayang Namun, rasa untuk saling menyakiti tidak pernah ada, Yang ada, hanya keegoisan diri dan rasa ingin diakui Tidak ada benar dan tidak ada pula yang salah Tergantung dari mana kita melihatnya; Karena kebenaran hanya milik Tuhan semata Manusia merasa dirinya benar Jika didasari sayang, keegoisan terbatas karena “sayang” Tidak ada maksud untuk menyakiti; Yang ada ingin melindungi Dan keindahan pun bukan hanya mimpi Keindahan kebersamaan itu lahir karena tidak didasari egoistis Tawa dan canda yang tulus Cacian-cacian sayang, yang mempererat hubungan Akhirnya sayang itu terus tumbuh begitu saja, Dipupuk oleh rasa saling percaya dan mau mengerti Berjalan beriring, bergandengan tangan dan tertawa menelusuri jalan itu Adalah kita…… Jika memang perpisahan itu ada Aku percaya kita suatu saat akan bersua Karena kita masih menyimpan cinta!!! (Thanks for last night moment, that was really something and made me more and more love ya all!! I hope we’ll have another opportunity to go out together, Malang Tempoe Doeloe next year)

Sebuah Makna Dewasa

Sebanyak apa air mata yang sudah saya keluarkan untuk setiap masalah hidup yang menghinggapi hidup saya itu bukanlah suatu hal yang penting. Karena yang penting adalah seberapa sering kita menyikapi arti dari semua masalah itu, secerdas apa saya sudah bisa mengambil makna dari setiap kejadian yang sudah menghampiri hidup saya ini. Saya boleh bilang, setiap saat saya sudah bisa mengambil semua hikma dalam setiap kejadian yang sudah menghampiri hidup saya, tapi makna buktinya? Kok saya masih belum bisa bijaksana (baca:dewasa). Logikanya setiap masalah yang menghampiri kita kan mampu menjadi motor penggerak agar kita mau belajar lebih dewasa lagi? If not?ya berarti ada yang salah dengan saya dong! Atau jangan-jangan saya ini pelupa berat yang sehabis mendapatkan pelajaran akan melupakan pelajaran itu setelah satu minggu. Kalau yang ini lain lagi,, bisa jadi saya belum siap menjadi dewasa, atau saya memang tidak mau menjadi dewasa atau lagi saya benar-benar pelupa! Whatever! Kalau saya sudah melupakan pelajaran itu betapa sia-sianya hidup saya, karena itu sama juga artinya saya hidup dengan tidak melakukan apa-apa. Saya tidak mau hidup saya sia-sia. Tapi, terlepas dari mau dan tidak mau saya menjadi dewasa, saya adalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan, yang terkadang akan terlempar dari idealisme yang sudah saya jadikan pathokan atau bahkan saya jadikan prinsip saya dalam beberapa macam aspek dalam hidup saya. Dan saya yakin bukan hanya saya yang mengalami hal ini, pasti juga orang lain. Yang penting bagi saya, saya sudah berusaha sekeras mungkin untuk mengambil hikma dari setiap masalah dalam hidup saya, terlepas itu lama atau sebentar, saya kira dampak baik dan buruknya juga akan mengena ke saya sendiri. Jika saya mampu bersikap dewasa, bukankah itu suatu hal yang indah dan harus saya syukuri karena kedewasaan aalah jalan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama umat.

What's Life??

What’s life? Sebesar apa masalah yang kita hadapi saat ini? Percaya tidak, kalau besar kecilnya masalah itu sebenarnya tergantung cara pandang kita terhadap masalah itu sendiri, dari sudut mana kita melihat masalah itu? Percaya syukur, nggak percaya ya gak apa-apa, he he he Sebenarnya saat menulis ini saya sedang sedih, atau tepatnya prihatin sekali dengan seorang teman saya, dia sedang di hadapkan pada masalah berat, dan terkadang yang membuat saya agak jengkel adalah masalah itu memang dia sendiri yang buat. Saya menyayanginya, makanya saya sering mencerewetinya, karena saya takut dia berbuat nekad dan macam-macam di saat dia merasa tidak mampu menghadapi masalahnya itu. Sungguh saya takut. Teman saya orangnya ingin selalu untung, dan sama sekali tidak mau rugi “ bagus ! “ kata saya, “ tapi, apa iya hidup itu selalu beruntung? “ Tanya saya menyambung ucapan saya terdahulu, dengan rasa percaya diri yang kuat dia bilang “ aku nggak mau tahu, pokoknya aku nggak mau rugi, kalau orang lain bisa deal ya, Ok, nggak bisa ya udah “ begitu jawabnya, saya tersenyum “ semoga kamu selalu beruntung “ dalam hati saya berkata “ dan semoga kamu selalu bertemu dengan orang yang baik “ masih dalam hati saya berkata. Suatu hari motor teman saya hilang, dan beruntun dengan itu timbul juga masalah keluarganya, ayahnya ketahuan selingkuh dan dikeluarkan dari tempat kerjanya. Saya sangat trenyuh dengan keadaan teman saya, bagaimana tidak, lha wong dia punya 4 adik yang masih kecil-kecil. Tapi, bukan hidup namanya kalau tidak bertemu dengan masalah. Tapi, sekali lagi, besar kecilnya masalah itu sebenarnya tergantung dari mana kita memandang masalah itu. Kalau dari sisi kehilangan dan di PHK nya ayah teman saya itu, masalah terasa sangat berat, namun jika teman saya mau mencari hikma di balik musibah itu, mungkin teman saya bisa sedikit tidak mengkambing hitamkan nasib. Musibah, masalah yang menimpah kita kan memang berasal dari kita sendiri. Tapi, apa iya kita mau mengerti itu. Saya sering mencereweti dia, bukan karena saya jengkel atau apa, tapi karena saya kasihan saja, saya ingin dia berubah. Masalahnya dia tidak pernah mau berubah dan terjebak dalam prinsip yang salah. Dia selalu berpikir bahwa orang lain harus mau rugi untuknya, siapa yang mau rugi?. Saya pernah mencoba bicara padanya, bahwa sebagai mahluk social kita harus mau memberi dan menerima. But, I’m so sad, dia berpikir salah tentang ucapan saya itu. Mulai hari itu saya memberi tahu diri saya sendiri agar membiarkan apapun yang dia lakukan, begitu juga dengan teman-teman saya yang lain, dia sudah enggan peduli dengan apapun yang dia lakukan, dan teman saya ini merasa tidak diperhatikan. See, kita tahu kan kalau masalah datang dari kita sendiri. Teman saya menghilang selama beberapa hari, tidak pulang. Saya mencoba bertanya di mana dia, dia hanya bilang ada di suatu tempat, dan saya tidak usah khawatir. Saya cek ke tempat kerjanya via telephone, bossnya bilang ada tapi mukanya sangat kusut seperti orang bangun tidur, sangat sayang, teman saya ini sangat cantik, and everymen wants her, of course out of her personality. She absolutely damages her own life. Saya dan teman-teman lain benar-benar sedih kalau ternyata perhatian dan kebaikan kami selama ini buat dia tidak berarti apa-apa. Dia masih merasa sendirian, tahu kenapa? Karena dia tetap keukeh dengan untuk berpegang teguh pada prinsipnya yang salah itu, and it doesn’t fit us. Kami sangat menyayangi teman kami ini, kami selalu berusaha untuk mengingatkan dia saat dia mulai melakukan sesuatu yang akan membawahnya ke dalam masalah-masalah barunya, seperti halnya yang sudah kami lakukan satu sama lain seperti dulu. Namun, teman saya ini tidak pernah mau mendengarkan kami, karena dia selalu berpikir apa yang dialakukan sudah benar. Ya, sudah. Dia selalu meminta nasehat, masukan, namun dia tidak pernah memakai nasehat dan masukan kami. Teman saya adalah orang yang baik dan sangat bertanggung jawab kepada adik-adiknya, tapi dia selalu mengambil langkah yang salah dalam hidupnya, karena dia tidak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain, in other words dia merasa bahwa dia selalu benar. Dan setiap dia mendapatkan masalah dia cenderung lari dari masalah itu, dia ingin menyelesaikan masalahnya, namun tidak pernah ada kemauan untuk menyelesaikannya. Saya jadi ingat, satu nasehat dari guru saya saat ikut pelatihan ESQ “ Don’t expect too much, coz’ you will get nothing “ dan guru saya dalam dunia kerja bilang “ Jika kamu berharap yang enak-enak, maka yang akan kamu dapatkan adalah ketidak enakan “ dua guru saya itu mungkin bermaksud mengatakan bahwa “ kita harus mau mengalami sesuatu yang tidak enak dulu, untuk merasakan yang enak-enak “. Life isn’t clear.

Life is.....(in myopinion)

Ini adalah masa di mana ketulusan sulit sekali kita temukan, apalagi jika itu menyangkut diri kita sendiri. Terlalu sering kita sebagai ego yang tidak mau merugi, yup! Siapa sih yang mau rugi? No one! Tidak ada seorangpun yang mau rugi dan dirugikan, tapi apa itu membuat mereka tidak mau merugikan orang lain? Jawabannya “ NGGAK! “ bahkan karena saking nggak mau ruginya mereka malah rela merugikan orang lain. Saya juga begitu, teman-teman saya, orang tua saya, guru saya, semuanya. Kenapa? Karena manusia itu egois! Bahkan manusia yang paling baik pun egois, how come? Mereka melakukan satu kebaikan untuk kepuasan bathin mereka? See they do it with aim, mereka selalu ada tujuan. Yang sulit adalah menjadi orang yang bisa menerima semua kekecewaan yang orang buat pada diri kita dengan hati ihklas, itulah kenapa dalam Film “ Kiamat Sudah Dekat “ digambarkan seorang pria yang mencintai seorang gadis, namun oleh sang ayah gadis pria itu terlebih dulu diminta belajar ilmu ihklas. Makna ihklas sendiri memang sangat dalam. Andai saja saya menguasai ilmu ihklas itu, mungkin saya akan lebih bijaksana dalam menghadapi segala masalah yang menimpah hidup saya, dan tidak akan lagi mencari-cari kambing hitam. Toh, masalah datangnya dari diri kita sendiri, bukan orang lain. Seperti halnya masalah yang datangnya seperti bertubi-tubi dalam hidup saya beberpa waktu terahir ini, kemarin-kemarin saya sempat berpikir, kenapa saya sampai dapat masalah yang bertubi-tubi sampai begini, lalu sekilas saya berpikir lagi, saya tersenyum, semua ini karena saya juga, kan? Walaupun mungkin tidak sepenuhnya saya menyalahkan diri, tapi mungkin lebih bijak jika saya intropeksi diri saja, betul?. Mungkin, dan nggak mungkin lagi, seharusnya saya sudah membuat daftar bentuk-bentuk sifat buruk yang ada dalam diri saya yang harus di rubah dalam satu catatan kecil agar perbaikan itu ada, meminimalis masalah yang akan mendatangi saya dengan anggunnya. Saya harus menghadapi kekecewaan demi kekecewaan dengan senyum ihklas tanpa menyalahkan siapa-siapa. Kalau begini saya jadi ingat nasehat Bunda saya, begini: “ Hidup itu belajar,, belajar dan belajar, jangan pernah berhenti belajar “ beliau benar, saya harus terus belajar, karena begitu banyak yang saya lewatkan dalam hidup ini selain menyenangkan diri sendiri, saya kurang peduli pada orang-orang yang menyayangi saya, sehingga saya tidak menyadari mereka sangat menyayangi saya. Belakangan saya baru benar-benar merasa, apalagi semenjak saya sakit, dan kemarin adik saya datang, dia merawat saya dengan ihklasnya, melayani saya, saya ingin menangis saja, dan membuat saya tiba-tiba sangat takut kehilangan dia, benar! Setelah dia pulang pikiran saya selalu tertuju pada dia, memikirkan dia. Ternyata selama ini saya sangat “ sak enak e de we “ alias tidak mau peduli dengan pendapat orang lain, dan selalu merasa mereka tidak dapat mengerti saya. Hidup tak lebih dari sebuah proses, proses menuju kedewasaan, proses menuju tua, proses menuju bahagia, proses menuju sukses, atau bahkan proses menuju gagal dan menderita jika kita melakukan sesuatu yang fatal dalam proses itu. Jadi ingat lagunya Delta Goodrem “ Born To Try “ memang benar, kita lahir untuk mencoba dan mengerti dunia sekitar kita. Born to try, born to love…….sometimes you gonna sacrifice for thing you like, mengorbankan apa yang kita suka jika itu baik buat kita semua. What life is. I have positive out looking toward life altaugh I’m not always lucky person, because I believe in MYLORD, the only who will give me the best.

Everybody is changing

Kemarin aku bertemu dengan seorang teman yang dulunya sangat tidak aku suka, karena aku pikir, temanku ini adalah teman yang sangat selektif terhadap teman-teman yang mau diajaknya bergaul Dia hanya memilih anak-anak yang mau diajak jalan ke cafĂ© n ajeb-ajeb, dia memilih hanya bergaul dengan anak-anak yang nampak cling sehingga berjalan dengannya tidak akan malu. Ingin sekali aku tertawa. Tapi, itu dulu. Sekarang temanku ini sepertinya sudah tidak begitu lagi, dia sangat ramah menyapaku, padahal dulu menganggapku orang yang sok suci, who cares?, bukan Cuma itu mungkin dia juga menganggap aku kurang cling dijadikan teman, please deh aku juga gak akan pernah menyembah-nyembah untuk menjadi temannya. Sekarang temanku sangat welcome, bahkan menawariku bekerja sama dengannya, mengundangku makan siang, menanyakan nomer ponselku, dan dia terlihat sangat antusias bicara denganku. Well, everbody is changing. Dia sudah berubah, aku juga sudah berubah, kalau dulu aku sempat membenci orang yang tidak aku suka, sekarang tidak, aku lebih open minded. I’m welcome to everyone, because everyone is special. Tapi, aku hanya manusia biasa yang tidak bisa begitu saja berubah, walaupun semua orang sudah berubah, terkadang ego yang tinggi membuat kita stuck dan sulit berubah. Merasa benar dan lebih baik dari orang lain. Lucu sekali. Pola pikir yang salah, bukan? Padahal kita harus tahu bahwa orang lain itu lebih baik, lebih pintar, dan bisa jadi lebih benar dari kita. Kadang aku juga berpikir, memangnya aku harus berubah seperti apa lagi? Aku merasa sudah baik. Hm….salah!aku tidak boleh berpikir seperti itu. Kita tidak akan pernah bisa berubah jika tidak ada kemauan dari dalam diri kita sendiri, tidak akan ada orang yang mampu membuat kita berubah jika kita sendiri tidak mau berubah. Berubah atau tidak tergantung kita sendiri kok. Sehebat apapun orang lain yang ingin merubah kita kalau kita sendiri punya prinsip yang kuat untuk tidak mau terpengaruh dengan orang lain, kita tidak akan berubah. Berubah bukan berarti tidak mematuhi prinsip yang sudah kita buat. Kalau ternyata perubahan itu membawa atmosfir bagus untuk kehidupan kita, kanapa kita tidak berubah? Kalau kita mau menjadi manusia yang sukses kita ngak boleh takut berubah, kan?. Bagaimana mau sukses, lha wong pemikiran kita masih bagaikan katak dalam tempurung, orang yang nggak mau berubah adalah orang-orang yang menganggap pendapatnya sendiri benar.Woloh!!! Changing Or we dancing alone? because everybody is changing. Pada akhirnya kita akan sendirian saat semua orang sudah merencanakan perubahan dan kita tetap stuck pada pendirian kita yang selamanya kita anggap benar, padahal untuk orang lain itu sangat annoyed alias mengganggu banget. Untuk aku sendiri, perubahan yang harus aku lakukan adalah lebih sabar dan under control dalam menghadapi segala masalah, ada lagi, aku harus lebih mau berpikir keras,aku harus mengkesampingkan egoku. Sejauh ini aku sudah berusaha melakukannya, cuman terkadang aku lupa, dan terkadang memang aku harus sadar bahwa semua itu tidak boleh aku buang semuanya. Aku hanya perlu berubah lebih bijaksana. Ok, sekarang aku sudah mau berubah, lantas apa semua orang bisa menerima perubahanku? Untuk berubah memang teramat sangat banyak godaannya. Selain dari dalam diri kita sendiri yang kurang berkomitment ada juga orang lain yang mungkin tidak menyukai perubahan kita itu, karena di rasa perubahan kita yang padahal baik buat kita tidak menguntungkan buat mereka. Wajar, kayanya, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita tidak perlu terbawah emosi juga, tetap under control dan berpikir positif, pelan tapi pasti mereka akan menyukai perubahan kita. Berubah kan tidak harus langsung drastis, pelan-pelan saja, agar semua tidak kaget dengan perubahan yang ada dalam diri kita. Perubahan yang terjadi cenderung dalam waktu relative singkat juga akan berlangsung singkat, karena perubahan yang seperti itu tidak melewati tahap-tahap tertentu yang dapat menguatkan mental kita menghadapi perubahan.
Hari ini aku merasa segar sekali, entah kenapa, mungkin karena aku benar-benar merasakan tidur yang sebenarnya. Tidur yang sebenarnya?Yup! absolutely! biasanya aku hanya tidur beberapa jam saja, bukan karena stress atau apalah yang membuat aku tidak bisa tidur, tapi aku berpikir bahwa tidur itu sangat merugikan, bayangkan kita tidak melakukan apa-apa saat tidur selama berjam-jam bukankah itu sangat membuang-buang waktu? Tidak juga! Ternyata tidur itu penting, karena untuk mengistirahatkan otak kita yang seharian bekerja, berpikir! Terlepas yang dipikirkan yang berat-berat atau yang ringan-ringan otak tetap butuh istirahat. Karena otak yang cukup istirahat tetaplah yang paling produktif. Thanks God akhirnya aku menyadarinya, walaupun aku tidak berjanji aku bisa tidur tepat waktu. I got imsomnia, I think, he he he Bicara lagi tentang hari ini, karena aku semalam sudah merasakan tidur yang sebenarnya, tidak heran juga aku merasakan energy yang lain, walaupun tidak luar biasa. Bayangin, hari ini aku menawarkan diri untuk membuat sarapan, walaupun itu Cuma nasi goreng oriental yang sangat standard. Dan yang paling menyenangkan lagi, aku jadi mood untuk menulis lagi, padahal sudah sekkian lama aku berhenti melakukan aktifitas yang sudah menjadi self therapy-ku ini. Ku bawah santai saja semuanya hari ini, aku ingin semuanya berjalan tanpa hambatan, jadi biarkan semuanya berjalan melalui proses. Karena proses itu memang penting, agar kita bisa mengetahui banyak hal setelah melalui tahap-tahapan tertentu itu. Harapku apa yang aku lakukan hari ini bermanfaat untuk esuk dan seterusnya. Aku percaya apa yang aku lakukan hari ini akan membawah dampak untuk esuk dan seterusnya. Jika hari ini aku mulai melakukan semuanya dengan pikiran positif dan optimisme yang tinggi, sudah pasti juga, kan esuk aku akan memetik hasil yang luar biasa? Well, life is just how the way we deal with it! Hidup kita tergantung bagaimana kita berlaku pada hidup kita. Jika, orang lain berpengaruh terhadap hidup kita sebenarnya pengaruh itu tidaklah sebesar pengaruh kita terhadap diri kita sendiri. Tapi gak banyak kok orang yang mengerti ini, saat terjadi sesuatu pada hidup mereka, mereka cenderung menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain, dan yang paling parah mereka cenderung menyalahkan nasib. Hey, Girls what’s wrong with your destiny? Ada apa dengan nasib kamu?memangnya apa yang sudah kamu lakukan sehingga kamu bisa menyalahkan nasib?sudah sejauh mana usahamu, sehingga kamu menjadikan dalih nasib sebagai sumber kegagalan kamu? Terlalu kerdil kita, jika harus menyalahkan nasib. Kita adalah boss dari diri kita, karena kita yang memegang kendali atas diri kita, we are the boss of ourself because we are the one who is in control. Semua musibah yang terjadi pada diri kita jika kita pikir lagi,, datangnya dari diri kita sendiri. Kita terlalu sering lepas control, dan tidak mau berpikir dulu sebelum melakukan sesuatu, dan akhirnya kita menyesal kalau ternyata apa yang kita lakukan hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Ya, itulah kita dengan jiwa muda yang selalu meledak-ledak, dan cenderung melakukan sesuatu tanpa piker panjang. Then, we knew that doing something without thinking is blind. So, girls agar esuk nanti kita tidak berisi penyesalan gak ada salahnya kalau kita bersama-sama belajar untuk lebih bisa mengendalikan diri, berpikir logically dan lebih sabar, dengan kata lain kita harus mencintai proses, karena esuk adalah penentu kita untuk seterusnya. Aku sadar hidup Cuma sekali, sering aku menyesali apa yang sudah aku lakukan di masa lalu, dan kupikir apa yang aku lakukan dulu sangat tidak berguna. Dan sejauh ini aku juga berpikir kalau apa yang aku lakukan sudah benar, dan ternyata itu tidak benar. Sedih sekali aku harus mengetahui ini, but feeling sorry isn’t best way to be better. Mungkin mengubah pola pikirku terhadap sesuatu lah yang bisa merubahku untuk menjadi manusia yang lebih baik, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Kau Bertanya

Kau bertanya, Yang bagimana yang bisa membuatku mencintai?
Aku menjawab,
Yang mampu memberi tahuku apa arti cinta;
Sedang kau sendiri tak tahu apa itu cinta’
Ku sudah temukan, aku ingin ceritakan:
Cinta itu rasa ingin melindungi, bukan hanya memiliki;
Cinta itu rasa ingin memberi, tak hanya meminta;
Cinta itu memberi, melindungi tanpa pamrih
Cinta itu perasaan takut kehilangan,
Dan rindu saat kau tidak bertemu,
Cinta itu bisa menyakitkan saat kau harus kehilangan,
Cinta mampu menjawab kesepian hatimu,
Menghibur larah jiwamu,
Namun, juga menyakitimu jika kau tidak mampu membawahnya
Kau bertanya lagi,
Bagaimana aku bisa temukan jawaban atas pertanyaanku
Aku menjawab,
Aku sudah mencintai, tanpa pamrih
Aku sudah sakit karena kehilangan
Dan aku sudah bahagia karena sudah mencintai walau tak bisa memiliki
Aku sudah melewati rasa rindu itu dengan air mata
Dan aku sudah lewati kesepian hatiku,
Dengan mengambil hikma dari pertemuan dengan cintaku
Jangan bertanya lagi jika kau tidak mampu mencintai.

-------.........------

Kenapa tidak kau lepas saja hatimu Agar kau lepas, bebas!!! Kenapa tidak kau teriakkan saja namanya, jika kau rindu Agar hatimu senang, dan bibirmu bisa tertawa Kenapa tidak kau berterus terang kalau kau mencintainya Agar kau bahagia dan tidak lagi bertanya-tanya Kenapa kau selalu mengelak dari cinta itu? Kalau kau memang mencintainya, Kenapa kau tak jujur saja? Kau akan sakit saat dia benar-benar pergi Kau akan menyesal karena membiarkannya berlalu Kau baru menyadari keindahan pertemuan itu; Saat dia sudah tak di sisimu…. Kupunguti kepingan-kepingan hatimu di antara serpihan sepi itu Kutata kembali hatimu yang sudah hancur oleh perpisahan Kurawat hatimu yang terluka oleh kisah sedih Ku ajak kau bercanda saat hatimu sedang menangis Kau ajak aku masuk ke dalam sudut hatimu Kau ajak aku menata serpihan hatimu yang telah hancur Kau gandeng tanganku, kau belai aku, dan kau ajak aku Menata kembali kisah indah yang sudah berakhir dengan air mata Dan….kisah itu tidak pernah berlanjut indah Perpisahan membawaku ke jurang sepi yang sama Perpisahan menyisahkan kepingan hati yang mengeras; Dan enggan memaafkan

Harri ini

Ini adalah kesekian kalinya saya merasa terombang-ambing oleh keadaan Dan juga hati nurani saya sendiri Padahal, saya itu jenis orang yang percaya bahwa mata hati bisa melihat 70 kali lebih tajam dari indera mata, Tapi mata hati saya sepertinya mengalami kerabunan sehingga saya tidak mampu membuat satu keputusan yang bisa saya percaya; Kenapa saya jadi manusia yang lebih senang menaruh keputusan dalam hidup saya pada orang lain? Kenapa saya jadi senang tergantung pada orang lain? Apakah ini bukti dari kemunduran kualitas diri saya sebagai manusia yang berkepribadian? Ataukah ini bukti kalau saya memang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan bantuan? Atau saya orang yang tidak berkepribadian?. Sebenarnya ini bukan kali kedua, ataupun ketiga saya mengalaminya, sudah sering, namun untuk kali ini sepertinya saya benar-benar merasa menthok tidak tahu harus membuat keputusan apa. Sebenarnya saya sudah tahu keputusan apa yang akan saya ambil namun, saya masih punya perasaan ragu dan takut akan kemampuan saya jika saya mengambill keputusan itu. Takut jika gagal, walaupun kegagalan adalah hal yang biasa buat saya, tapi yang saya takutkan bukan pada diri saya sendiri, terlebih orang lain, apa mereka bisa menerima kegagalan saya tanpa caci maki? Di samping itu sebenarnya saya juga yakin kalau saya akan berhasil, walau itu butuh proses dengan orang-orang terdekat saya? Saya terlalu memikirkan, tapi siapa yang akan sabar dengan proses itu? Saya sabar, bagaimana orang lain? Ya, pasti!karena saya tidak hidup di dalam hutan sendirian, saya hidup dengan orang lain yang mempedulikan kegagalan, kesuksesan, kebaikan dan keburukan saya, jadi saya tidak bisa menutup mata untuk semua tindakan mereka dan saya tidak bisa menutup telingah untuk tidak mendengarkan celoteh mereka tentang saya. Saya ini mahluk social yang kerap jadi korban takut orang bilang “A”, takut orang punya presepsi “B” kuatir orang akan menganggap saya “C”. Saya harus bagaimana? Tapi, di sisi lain saya mempunyai sahabat-sahabat yang sangat menyenangkan dan saya takut menceritakan masalah saya ini kepada mereka, karena takut mereka akan bersedih dan berpikir saya ini ngaco. Apalagi setelah momentum indah semalam, saya semakin menyayangi mereka dan takut berpisah dengan merekah. Sahabat-sahabat saya yang sudah saya anggap seperti kakak-kakak saya. Ah..tawa canda mereka sepanjang jalan Ijen di Malang Tempoe Doeloe semalam benar-benar membekas di hati saya. Ada saja yang membuat saya tertawa dari tingkah mereka. Buat Mas Eric, Mas Gangga, Mas Cahyo, Mas Rizky, Mbak Uum, Mbak Darmy, Mas Chandra, Shandy dan adikku Nindi Aku nggak akan pernah ngelupain kalian di manapun dan kapanpun dan juga apapun keputusan saya dalam hidup nanti. Kalian akan tetap di hati saya, saya berharap nanti akan ada momen-momen yang bisa menyatukan kita kembali. Semalam aku benar-benar bahagia kita bersepuluh bisa pergi bersama-sama.

Aku Terguncang Lagi

Aku terguncang lagi; Dengan segala keputusan itu Semua jadi gelap dan kosong Tidak ada yang memihakku? Ah, entahlah itu hanya perasaanku Hampa, semuanya terasa hampa dan tak bermakna Kata manismu, janji hatimu, semua palsu Semua hanya sepenggal kata rayu Beruntungku tak percaya padamu penuh Walau kusempat kecewa dengan keputusanmu Aku masih bisa tersenyum menghadapmu Walau kusempat malu, ternyata kau mencobaku Mencoba hatiku yang ternyata tak sebeku yang orang tahu Kau boleh bangga, karena sudah mengecewakanku Tapi, kau akan tahu Kau tidak akan mampu mendapatkan orang sepertiku Dan, kaupun akan menyesali keputusanmu Dan, di saat itu aku sudah melupakanmu Kau tertawa senang karena sudah membodohiku Sementara aku hanya terpaksa tersenyum Kau goyahkan hati kokohku yang selalu tertawa berbangga diri Karena tidak ada yang mampu mematahkannya Tapi, itu bukan cinta Itu hanya satu perasaan aman, karena kalimat indahmu Prosa fiksimu yang berisi kepalsuan… Ku semakin tahu, kau serendah itu Aku tidak akan pernah merasa kehilanganmu Karena, ada dan tidak ada dirimu tiada arti bagiku Pergi dan berlalu semua kisah tentangmu.

Such A choice

Someday, aku sedang berdebat dengan seseorang yang aku hormati dan segani, dia bertanya mengenai dua nama yang akan masuk dalam daftar FIRED! Who will be fired? karena kondisi perusahaan yang kurang sehat, I said, ” saya! “ beliau melotot. “ Kenapa kamu? “ “ karena saya tidak mau memilih di antara mereka, mereka berdua sama baik “ jawab saya santai, beliau bertanya lagi. “ jujur dari hati kamu yang paling dalam, siapa ? “ dan saya masih menjawab dengan jawaban yang sama “ saya saja “ beliau tetap menjawab : “ tidak bisa, kamu jangan memakai perasaan dalam masalah ini “ Saya diam, dan merasa tidak sependapat sekali dengan beliau, bagaimanapun juga saya dan dia ( 2 orang yang beliau sebutkan) telah ada satu ikatan hubungan jadi kalau saya tidak boleh memakai perasaan, it sounds impossible, it may looks I’m not professional, but see, who must I face to? Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya ada hubungan kerja dengan aku dan tidak sekedar sahabat lagi. Cewek banget sih, dikit-dikit main perasaan? Whatever! Saya berani mengajukan mereka berdua, karena saya lebih siap daripada mereka, tapi tampaknya perusahaan yang tidak siap kehilangan saya, dan saya tidak siap kehilangan sahabat saya. Ya, mungkin saya hanya akan kehilangan sahabat saya di tempat kerja, tapi semuanya akan terasa berbeda. I hate to chooce! Aku benci sekali jika disuruh untuk memilih, tapi apa? Hidup adalah pilihan, dan aku percaya kalau pilihan yang tepat adalah pilihan yang dapat dipertanggung jawabkan. Percakapan di atas hanyalah satu diantara sekian banyak pilihan-pilihan yang harus aku hadapi. Hidup memang bagaikan simalakama kata orang, bagaimana tidak, milih salah gak milih juga salah. Namun, dalam hati saya yakin kalau pasti akan ada penyelesaian yang baik untuk semua dalam meghadapi pilihan-pilihan itu, walaupun sempat aku tidak bisa tidur memikirkan apa yang harus aku pilih. Yang jelas tentang apapun yang aku pilih aku tidak akan pernah mau membuat kecewa orang lain, mengenai percakapanku di atas, kalau aku memilih diriku sendiri, aku berpikir tidak akan ada yang kecewa, akan banyak pengganti sepertiku, mungkin tidak sebaik aku, melainkan lebih baik dari aku, atau bahkan sebaliknya, cepat atau lambat sebenarnya beliau tahu kalau aku mau resign, sedang kalau salah satu dari sahabat ku yang terpilih to be fired aku akan kecewa, sahabatku yang satunya kecewa, dan sahabatku yang menjadi pilihan juga kecewa, bahkan beliaupun akan kecewa karena telah membuat orang kecewa, belum lagi keluarga dari sahabatku tadi. Which is better? Percayalah nggak ada keputusan yang salah ataupun benar itu, hanya pengalaman yang berbeda yang kita dapat. It sounds like I do some little sacrifice, I don’t! I chooce a choice from many option in my life that I’ve made. Karena aku sudah mempersiapkan diri dan tahu kelak akan ada satu kejadian seperti ini. Walaupun preparation untuk masa depanku sendiri aku masih kurang, well kurang percaya diri tepatnya, but I know that something will happen in to mylife. At least, aku percaya no one will be fired! aku akan mempertahankannya dan jika ternyata tidak bisa mempertahankan semuanya, itu artinya Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk kami. Aku percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk semua umatnya, Tuhan tidak akan pernah menjerumuskan umatnya. Kalimat ini bukanlah kalimat penghibur untuk diri sendiri yang sedang menghadang kecewa, tapi benar-benar satu keyakinan yang membuat aku harus tetap positive thinking pada hidup, terutama sang pembuat hidup, sang Khalik. Sering merasa kecewa bukan berarti aku akan menyalahkan nasib apalagi merasa Tuhan tidak adil terhadap aku, tentu saja tidak I know The Greatest is preparing something better for me. Tuhan menjawab doa manusia dengan tiga cara: pertama Tuhan menjawab “ iya ”, dan memberikan apa yang kita mau, kedua Tuhan menjawab “ tidak “ dan memberikan sesuatu yang lain yang lebih baik dari yang kita minta, ketiga Tuhan menjawab “ tunggu “ dan Tuhan memberikan apa yang kita minta dalam doa, namun menunggu waktu yang tepat menurutnya. What afraid for? TUHAN selalu menjawab semua do’a manusia, you know if you didn’t get it today it must be tomorrow and so on.