October 28, 2004

PETANI TUA dan kata "MUNGKIN"

INI bukan cerita, tapi dongeng, tentang Petani tua yang pada suatu hari kehilangan satu-satunya kuda yang dimilikinya(mungkin kamu sudah pernah mendengarkan dongeng ini). Seorang tetangganya bilang ke Petani tua itu "malang sekali nasib anda, Pak, satu-satunya kuda yang anda miliki hilang", dengan bijaksana petani itu menjawab "mungkin". Lalu suatu hari kuda milik Petani tua itu pulang dengan segerombolan kuda-kuda liar bersamanya, bertambahlah kuda yang dimilikinya, tetangganya berkomentar lagi "beruntung sekali anda, kuda anda hilang, lalu pulang denagn kuda-kuda liar bersamanya. Bertambahlah kuda milik anda", dengan bijaksana petani itu menjawab "mungkin". Besuknya saat melatih kuda-kuda barunya anak laki-laki Petani tua itu terjatuh dan kakinya pincang, lagi, tetangganya memberi komentar "malang sekali nasib anak anda, Pak, kakinya pincang", masih dengan bijaksana petani itu menjawab "mungkin". Dan hari berikutnya dinegara dimana Petani tua itu tinggal mewajibkan semua pemudahnya untuk mengikuti wajib militer, namun karena anak laki-laki Petani tua itu kakinya pincang maka dia dibebaskan dari peraturan wajib militer, lagi tetangganya memberi komentar " beruntung sekali anak anda,Pak, tidak harus mengikuti wajib militer" Petani tua masih dengan bijaksana menjawab komentar tetangganya dengan kata " mungkin". Even in the sunshines someone has to cry sometimes......everything is in its right place. Jangan berhenti berjalan, jalan didepanmu masih tetap tak berubah, hanya pandanganmu yang kadang menyamarkannya.

October 27, 2004

SoME......

SOME....... Something beyond our mind The hope.... Something we've everthought The wishes.... Something between; The and a god will Someday, somewhere with someone; The miracle were....

October 26, 2004

StuubbORn

Barefoot walks on sore Me, my lips swore to not soar though, the things turned drearly; Unfulfilled Head kept thinking About the how, bleaching colour of mind; To not hating and blaming Stubborn

October 25, 2004

Sesuatu yang terlewat

SESUATU YANG TERLEWAT Saat itu dia diam dalam tenang; Dan, bersamaan terkoyak dalam ketidak berdayaan, Seperti setetes embun pagi menyejukkan.... namun, segera menguap saat surya mulai tampakkan diri; seperti hembus sejuk semilir angin di tengah panas siang, walau kadang bisa berubah menjadi badai; Tak terbebani dia menggerakkan dedaunan, pohon-pohon tegar. Pendar-pendar bintang... Terletak jauh diatas sana; namun, tetap menambah semarak cerahnya malam, tak pernah padam. Dan, ternyata tetap ada yang terlewat; Karena ada yang mengatur alam

October 24, 2004

Telah pergi.....(saat ingin bicara)

HAL TERINDAHKAH ITU???? Dia melangkah mondar-mandir, Menggaruk-garuk kapala "Anda memikirkan sesuatu?" tanya suara, 'ntah dari mana Lagi, menggaruk-garuk kepala; "kenapa Anda tidak masuk saja!?", tanya suara lagi, dari tempat yang sama Dia menatap kedalam ruangan penuh orang-orang; Orang-orang yang pernah dekat dihatinya, orang-orangyang pernah menghabiskan waktu bersamanya, Memandang ke dalam agak lama. "Apakah mereka masih mengingatku?"Dia masih menatap wajah-wajah yang sangat familiar didalam ruangan itu, dia ikut tertawa saat orang-orang di dalam itu tertawa, membayangkan dirinya ada di antara mereka. "seandainya..." pikirnya "seandainya dulu aku mau mendengar mereka, seandainya dulu aku tidak terlalu sombong dan keras kepala, pasti masih ada di antara mereka" katanya, masih dalam hati. Tanpa disadarinya, butir-butir kristal mulai bergulir dipipinya, menelusuri rahang kerasnya, dengan cepat dankasar dia mengusap kering butir-butir kristal itu. "aku ingin minta maaf, apa mereka masih mau memaafkan?" bathinnya piluh. "Kenapa Anda tidak masuk, dan langsung bicara!" seruh suara yang tidak diketahui sumbernya, "iya, aku harus masuk" jawabnya pasti. Dengan yakin dia masuk menembus pintu di depannya, berteriak memanggil nama orang-orang di dalam ruangan itu satu persatu. Tak ada yang mendengar..... Lantas, dia memukul-mukul meja ditengah-tengah kerumunan orang-orang di dalam ruangan itu, tak ada yang peduli..... Karena orang-orang itu tidak bisa merasakan kehadirannya, tidak mendengarkan teriakannya. Dia sudah berada di dunia lain, tahukah dia? Dia sudah terlambat ingin minta maaf, terlambat ingin mengatakan bahwa sesungguhnya dia sangat mencintai mereka, kini dia hanya bisa menunggu waktu, dari hidup ke kehidupan lain, agar bertemu dan bisa minta maaf. Jika teman-teman sekarang ada salah dengan orang-orang terdekat, atau sekedar teman, dan selagi ada waktu buru-burulah minta maaf daripada teman-teman menghabiskan waktu yang lebih lama lagi untuk menunggu waktu agar bisa bertemu dengan orang-orang yang sudah teman-teman khilafi untuk minta maaf. (Inspired from The Five ppl u meet in heaven)