January 20, 2007

Dari awal yang kulihat kau adalah kau Tanpa topeng, dan menakutkan Sedikitpun kau tidak pernah melintas di benakku Dan, kau adalah kau yang kulihat Menakutkan, Sehingga gula yang kau tebar pun terasa pahit di lidahku Mataku sudah tertutup; Dan aku memang menutup mata Tidak mau melihat dirimu yang lain; Aku sadar kebencianku buahkan penasaran di benakmu Mungkin kau suka padaku secara diam-diam, Tapi, aku tidak boleh besar kepala Bisa jadi kau hanya penasaran Tapi, kau perlakukanku yang anggapku menakutkan dengan baik; Tetap, aku tidak mampu melihat kebaikanku Mataku tertutup oleh penilaian awal Waktu seperti angin di musim kemarau antara kita, Kau pergi, kau minta maaf…. Aku tidak tahu kapan kita bertemu Dan aku baru bisa melihat; Kamu baik padaku, kau perlakukanku beda dengan yang lain Kini, aku takut untuk menutup pu membuka mataku Karena apa mungkin kita bersua lagi? Jika bisa dalam keadaan bagaimana kita bersua? Jika bisa kita berusa, aku hanya ingin tersenyum, Sambil berkata “ Maaf! “ Kutahu kau akan menebar gula-gula manismu itu lagi Buat mereka kagum Dan aku cemburu karena baru menyadari perasaan suka ini. Mungkin aku menyesal, Ah, kenapa harus kau?? Biarlah diri ini berjalan sendirian dengan keangkuhan yang sempurnah Tertawa seolah tak butuh siapa-siapa Membusungkan dada dan menutup mata Biarlah aku mengakui salahku Menyadari keangkuhanku_bahwa aku butuh sinar lain Untuk sudut hatiku yang masih gelap Bahwa aku butuh percikan api untuk nyalahkan lilin bathinku Jika mati tertiup angin… Aku butuh kehangatan hatinya Ah, ini adalah jalan terjal dan berkelok Ini adalah teka-teki hidup yang tak terpecahkan Selain hati yang terbuka dan penuh cinta Kukirim cintaku untukmu melalui lantunan do’aku Ku beri apa yang sudah kau beri padaku Melalu setiap harapan yang kususun Jangan lupakan aku, meski nyalah lilinku meredup di hatimu Karena sinar kecil yang kau tinggalkan masih tetap kujaga nyalanya. Aromamu juga masih tercium saat kupejamkan mataku Senyummu juga masih terekam di benakku Jangan lupakan aku, do’a dan harapanku Jaga nyala lilin di hatimu Untuk kau yang di sana, jika tak ada cinta paling tidak pernah kau rasakan cinta. (Hani/11/01/2007/12:43 am)

No comments: